Translate

Rabu, 28 November 2012

FanFiction - Youngmin Hyung


Tittle : Youngmin Hyung
Genre : Family
Cast :
Jo Kwangmin
Jo Youngmin
No Minwoo
Catatan : anggep Kwangmin masih SD dan Youngmin sudah SMA

                Pagi itu disebuah sekolah dasar, ada seorang anak kecil bernama Kwangmin sedang duduk dibawah pohon menunggu kakaknya Youngmin menjemput. Kwangmin melihat kearah teman temannya dengan wajah bersedih, ia iri dengan teman temannya yang dijemput oleh appa umma mereka. Sedangkan Kwangmin hanya dijemput oleh kakaknya Youngmin yang slalu sibuk dengan kerja sambilannya. “Kwangie, hei mianhae hyung terlambat menjemputmu” tiba – tiba saja Youngmin muncul dan membelai lembut rambut Kwangmin. “gwaenchana, kajja kita pulang. Aku bosan disini” Kwangmin berjalan meninggalkan Youngmin, Youngmin yang melihat tingkah dongsaengnya hanya menggeleng pelan. “baiklah” Youngmin menyusul Kwangmin dan menggenggam tangan Kwangmin.

                Hari ini Youngmin seperti biasa meminta izin kepada guru untuk menjemput dongsaengnya di sekolah dasar. Setelaah menjemput dongsaengnya ia berangkat lagi dan meninggalkan Kwangmin dirumah, “Kwangie, hyung berangkat ke sekolah lagi ya. Kau jangan bermain terlalu jauh dan jangan sampai kau kabur dari rumah, arraseo?” kata Youngmin. “sampai kapan kau akan berpesan seperti itu, tanpa kau berpesan pun aku sudah hafal kau akan berbicara apa” kata Kwangmin dengan nada ketus. “kau kenapa Kwangie? Ada yang salah dari hyung sehingga kau seperti ini terhadap hyungmu?” tanya Youngmin dengan nada iba. Kwangmin tidak menjawab, ia sibuk bermain dengan dengan boneka pikachu pemberian umma mereka dulu. “yasudahlah, hyung berangkat. Anyyeong~” Youngmin meninggalkan Kwangmin dirumah. Kwangmin diam diam memperhatikan hyungnya dari belakang ‘hyung, Kwang ingin bermain dengan hyung seperti dulu’ Kwangmin menangis memeluk bonekanya. Ia tau dan ia sedikit bisa melepaskan kepergian orangtuanya, namun ia sedih karna hyungnya sekarang sibuk bekerja dan sekolah hingga tak punya waktu bermain dengannya. Kwangmin sangat berharap hyungnya mempunyai hari libur untuknya.

                Karna bosan sendirian, Kwangmin pun mengerjakan tugas menulis diary dengan menggunakan huruf hangul.
Hari ini hyung sibuk dan meninggalkanku untuk keseratus kali, hyung jahat sekali kepadaku. Aku kesepian, aku slalu diejek oleh teman temanku karna aku tak mempunyai umma dan appa aku benar benar sangat berharap hyung membelaku saat aku diejek seperti itu.

Setelah selesai menulis, ia menggambar sebuah gambar dimana ada seorang anak kecil yang sedang bersedih dan ada dua anak laki laki yang tertawa melihat anak kecil tersebut.

                Siang harinya, saat Youngmin pulang. Ia mendapati dongsaengnya sedang tertidur pulas didepan tv dengan tangan memegang krayon. “aigo, dasar anak ini” Youngmin menggendong Kwangmin ke kamar dan menidurkan Kwangmin di tempat tidurnya. “selamat tidur Kwangmin” Youngmin membelai rambut Kwangmin perlahan. Youngmin keluar dari kamar Kwangmin dan membereskan buku buku Kwangmin yang berserakan didepan tv. Ia tak sengaja melihat tugas menulis diary Kwangmin yang tergeletak dibeberapa buku yang berserakan tersebut, karna penasaran Youngmin pun membacanya.

Hari ini hyung sibuk dan meninggalkanku untuk keseratus kali, hyung jahat sekali kepadaku. Aku kesepian, aku slalu diejek oleh teman temanku karna aku tak mempunyai umma dan appa aku benar benar sangat berharap hyung membelaku saat aku diejek seperti itu.

Youngmin tersenyum, ia tersentuh melihat buku tugas Kwangmin tersebut. Ada perasaan tenang karna ternyata Kwangmin tidak membencinya.

==

                Keesokan harinya, saat Kwangmin dan Youngmin akan berangkat sekolah. Youngmin memberitahu Kwangmin sesuatu, “hei Kwangie, hyung besok libur. Maukah kau bermain bersama hyung di taman dekat sekolahmu?” kata Youngmin dengan tersenyum hangat. “jinjja? Kau pasti bohong” kata Kwangmin. “jinjja~ apa aku terlihat seperti sedang berbohong hm?” Youngmin mendekatkan mukanya kearah Kwangmin. “haha aku menyayangimu hyung” Kwangmin memeluk erat Youngmin dan tersenyum  bahagia karna hyungnya besok bisa bermain bersamanya. “yasudah ayo kita berangkat sekolah” Youngmin menggendong Kwangmin dan mendudukan Kwangmin di boncengan sepedanya. “hati hati ya, pegang perut hyung dengan kuat” Youngmin menaiki sepedanya. “sudah?” tanya Youngmin. “sudah hyung” kata Kwangmin sambil memeluk erat Youngmin. “oke, lets go!” kta Youngmin dengan mengayuh sepedanya.

                Disekolah, Kwangmin sangat gembira. Bahkan ia slalu bercerita kepada teman temannya bahwa ia akan bermain dengan hyungnya. “hei tukang pamer! Bisakah kau diam! Kau sangat mengganggu! Dasar anak yatim piatu! Hahaha” ejek Minwoo teman sekelas Kwangmin. “ya! Jangan mengejekku pabo!” teriak Kwangmin. “Kwangmin anak yatim Kwangmin anak yatim wekk” Minwoo terus terusan mengejek Kwangmin. Karna marah Kwangmin keluar dari kelas dan menyendiri di halaman belakang sekolahnya.

                TEEETT~ bel pulang berbunyi, semua anak anak keluar dari kelas dan menanti jemputannya. Seperti halnya Kwangmin, ia sangat berantusias menunggu kedatangan hyungnya. Tapi.... “Jo Kwangmin” panggil Jung Seongsaengnim. “ne seongsangnim” Kwangmin menatap ke arah Jung Seongsaengnim. Jung seongsaengnim menunduk dan membelai rambut Kwangmin “hyungmu hari ini tidak menjemputmu, ia kecelakaan saat akan menjemputmu. Sebaiknya kita bergegas ke rumah sakit mengunjungi hyungmu” ajak Jung seongsaengnim. Kwangmin yang masih bingung pun hanya menurut saja apa yang Jung seongsaengnim katakan.

Di rumah sakit

                Kwangmin duduk manis didepan ruangan UGD sudah hampir 4 jam ia disana, ia sedih sekaligus bingung apa yang terjadi oleh hyungnya. “Kwangmin, kemari nak” panggil Jung seongsaengnim saat selesai berbincang bincang dengan dokter. “iya saeongsaengnim” Kwangmin menghampiri Jung seongsaengnim. “kamu mulai sekarang jangan membuat hyungmu sedih ne, dia sedang sakit sekarang. Kau harus mengerti keadaan hyungmu” kata Jung Seongsaengnim. “ne seongsaengnim, aku tidak akan membuat hyung sedih. Hyung sakit apa seongsaengnim? Lalu siapa yang membayar dokternya? Kan tadi hyung diperiksa dokter” kata Kwangmin dengan wajah polos. “aigo, tak usah kau memikirkan tentang membayar dokternya. Biar seongsaengnim yang membayarnya. Hyungmu hanya demam ia tidak akan kenapa kenapa” kata Jung Seongsaengnim dengan menutup nutupi bahwa Youngmin selain terluka karna kecelakaan ia ternyata juga terkena Kanker usus yang sudah parah dan akarnya sudah hampir menyebar dipunggungnya. “baiklah seongsaengnim, gamshahamnida seongsaengnim” kata Kwangmin. Kwangmin masuk kedalam ruang UGD. Ia melihat hyungnya diperban bagian kepalanya dan ada 2 buah selang yang dimasukkan sedikit kedalam hidung hyungnya yang berguna untuk menambah oksigen agar Youngmin tidak sesak nafas. Kwangmin memegang tangan hyungnya dan menangis, “hyung, kenapa hyung menggunakan alat itu? Kata Jung Seongsaengnim kau demam. Tapi mengapa kau seperti ini, hyung jawab Kwangmin”. Youngmin yang mendengar suara tangis Kwangmin pun tersadar dan menggenggam jari jari Kwangmin. “hyung ti dak apa apa Kwangie, mi mian hae hyung ti dhak bi bisa men menjemputm mu ta d hi” kata Youngmin dengan terbata – bata.  “tapi hyung seperti itu” Kwangmin keluar dari UGD tersebut, ia berlari keluar dengan menangis.

                Keesokan harinya, saat Kwangmin di sekolah. Seperti biasa ia menulis tugas buku diarynya. Ia mengambil pensil dan mulai menulis.

Hari ini Youngmin hyung tidak menjemputku lagi, ia dirawat di rumah sakit. Aku sangat sedih, aku tak percaya kalau Youngmin hyung itu tidak apa apa. Tapi jika ia sakit parah, lalu ia sakit apa dong (?)

Setelah selesai menulis, ia menggambar seorang namja yang berambut pirang sedang tertidur di sebuah ranjang berwarna putih.

                TEEET~ bel pulang berbunyi. Kwangmin segera membereskan buku bukunya lalu keluar dari kelasnya menuju gerbang sekolahnya. “hei Kwangmin, apa kau mau ikut denganku?” tiba tiba saja Minwoo datang dan bertanya kepada Kwangmin. “ikut kemana?” tanya Kwangmin. “ke rumah sakit, aku ingin menengok kakakmu. Kakakku juga sakit dan dirawat rumah sakit yang sama denganmu” kata Minwoo. “baiklah, tapi janji. Kau jangan menakali (?) kakakku” kata Kwangmin. “janji la~” Minwoo menggandeng tangan Kwangmin, mereka memasuki mobil jemputan Minwoo.

                Sesampainya di rumah sakit, Minwoo dan keluarganya beserta Kwangmin pergi ke kamar Youngmin. Awalnya mereka sulit menemukan dimana kamar Youngmin karna setelah beberapa menit  Youngmin di UGD, akhirnya Youngmin dipindahkan kamar malam itu juga tepatnya di kamar 780. “hyung, apakabar?” tanya Kwangmin dengan mengelus tangan Youngmin. “hyung sudah lebih baik Kwangie” kata Youngmin dengan tersenyum hangat. “nak Youngmin (?), pasti berat ya hidup sendiri bersama adikmu di usia semuda ini. Apa kau mau menjadi anak asuh kami saja agar kalian tidak menderita seperti ini?” kata tuan No. “ah, tidak juga ahjussi. Tidak usah ahjussi terimakasih, sudah cukup bagi saya hidup berdua bersama adik saya” kata Youngmin dengan tersenyum getir. “hmm yasudah, saya mengerti itu nak Youngmin. Tapi jika ada apa apa, jangan sungkanlah meminta bantuan kepada ahjussi, siapa tau ahjussi bisa membantumu” tawar tuan No. “ah ne ahjussi, gamsahamnida sudah memperhatikan saya” ucap Youngmin. “cheonmaneyo~” jawab tuan No sambil tersenyum ramah.

                Malam itu Kwangmin duduk sendirian didepan kamar hyungnya, ia merenungi tentang hyungnya yang sedang sakit tersebut. Karna malam semakin larut, akhirnya Kwangmin berniat untuk masuk kedalam kamar Youngmin. Saat ia masuk, betapa terkejutnya ia mendapati hyungnya sedang memegangi perutnya dengan meronta ronta. Kwangmin pun lari keluar kamar hyungnya dan meminta tolong kepada siapa saja, “suster! Dokter! Siapa saja tolong Youngmin hyung! Youngmin hyung kesakitan! Tolong! Tolong!” Kwangmin berteriak sambil menangis. Beberapa menit kemudian datang beberapa suster dan dokter yang mendengar teriakan Kwangmin langsung saja masuk kekamar Youngmin dan memeriksa Youngmin. Sedangkan Kwangmin duduk diluar bersama seorang suster yang berusaha menghibur Kwangmin. “suster, Youngmin hyung tidak apa apa kan? Suster pasti tau kan Youngmin hyung tidak apa apa kan” tanya Kwangmin dengan terisak isak. “Youngmin hyung pasti tidak apa apa, berdoa saja semoga ia selamat. Sudah jangan menangis ya” suster tersebut memeluk erat Kwangmin yang masih menangis.

Didalam ruangan Youngmin
                “dokter, akarnya sudah merambat menyebar keseluruh punggungnya. Ia harus cepat dioperasi. Atau kalau tidak ia akan mati” kata seorang suster. “baiklah, kita pindah pasien ini ke tempat operasi segera” kata Dokter sambil memerintah suster susternya agar memindahkan Youngmin ke kamar operasi, tapi tiba tiba “Dokter, denyut nadinya melemah. Bagaimana ini?” kata seorang suster dengan mengecek alat denyut jantung disamping Youngmin terbaring. “siapkan alat pengejut jantung” kata dokter. “baik dok” suster menyiapkan alat pengejut jantung lalu memberikannya kepada dokter tersebut. DEG, jantung itu kembali terpacu namun hanya beberapa saat. DEG, jantung itu berpacu lagi namun beberapa saat dan mulai melemah dan lemah. TEEETTT~ jantung itu sekarang telah diam dan tak berdetak. Dokter mencoba alat pengejut jantung itu lagi namun hasilnya nihil. Detik ini, menit ini dan jam ini. Kwangmin kembali lagi kehilangan orang yang ia sayangi. Dokter yang sudah tak bisa melakukan apa apa lagi akhirnya keluar dari kamar tersebut dengan wajah murung.

                Kwangmin melihat dokter keluar dari kamar hyungnya, ia segera menanyakannya kepada dokter tersebut “dokter, bagaimana hyung?” tanya Kwangmin. “dia sudah bahagia nak, dia sudah tidak merasakan sakit lagi” kata dokter tersebut dengan membelai rambut Kwangmin. Kwangmin tersenyum polos dan berkata “jinjja? Berarti Kwangmin sudah bisa bermain bersama hyung” Kwangmin yang bahagia dan tak tau apa apa itu pun masuk kedalam kamar hyungnya. “hyung! Kau sudah sembuh” Kwangmin naik keatas ranjang Youngmin dan memeluk tubuh Youngmin. “hyung? Kenapa kau hanya diam? Hyung! Hyung pabo!” Kwangmin mengguncang guncangkan bahu Youngmin. “Dokter! Youngmin hyung kenapa?” teriak Kwangmin panik. “hyung, jawab Kwangie” airmata Kwangmin mengalir, ia memeluk hyungnya dengan erat. Ia menangis sekencang kencangnya malam itu. Suster berusaha melepaskan Kwangmin dari pelukan Youngmin, karna Youngmin akan dibawa kekamar mayat. Namun Kwangmin tetap bersiteguh bersama Youngmin, akhirnya karna badan Kwangmin kecil ia pun kalah dengan suster yang badannya lebih besar darinya. “lepaskan aku! Aku ingin bersama hyung! Hyung! Hyung aku ingin bersamamu! Hyung! Jebal bangun!” Kwangmin memberontak dan memukul mukul bahu  suster itu. Namun ia tetap tidak bisa terlepas dari pelukan suster itu.

                Keesokan harinya, saat upacara pemakaman Youngmin. Kwangmin tidak ingin ikut, ia lebih memilih pergi sendiri ke rumah peninggalan orangtuanya dulu dan tinggal di sana. Tempat dimana ia bersama hyungnya lahir, Kwangmin memilih rumah tersebut untuk tempat merenungnya. Karna ia tau jika ia berada di apartemen kecilnya maka ia akan di ganggu oleh oranglain. Kwangmin kecil kini duduk di kamar hyungnya, ia memeluk bantal guling (?) yang ia bungkus menggunakan kaos Youngmin. Berhari hari ia di kamar itu bahkan berbulan bulan, tidak ada orang yang tau. Hingga akhirnya ia pun meninggal dengan memeluk bantal guling berkaos putih tersebut.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar